Grevada.com, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Cancer Research UK telah mengungkap fakta mengejutkan yang menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap rokok elektrik telah memburuk secara signifikan, dengan 57% responden menganggapnya sama berbahayanya atau lebih berbahaya daripada rokok tembakau.
Dr. Sarah Jackson dari UCL Institute of Epidemiology & Health Care menyatakan bahwa kesalahpahaman ini dapat berdampak serius pada kesehatan masyarakat. Dikhawatirkan bahwa persepsi yang salah ini dapat mendorong perokok untuk beralih ke rokok elektrik dengan harapan dampaknya lebih rendah, padahal kenyataannya keduanya sama-sama berpotensi merugikan.
Direktur penelitian klinis di Pusat Pencegahan Penyakit Jantung Johns Hopkins Ciccarone, Michael Blaha, MD, MPH, juga menyoroti bahaya rokok elektrik. Beliau menjelaskan bahwa rokok elektrik tidak hanya mengancam paru-paru dengan risiko cedera paru-paru yang serius, tetapi juga mengandung nikotin yang bersifat racun dan belum ada bukti bahwa rokok elektrik efektif sebagai alat untuk berhenti merokok.
Pentingnya kesadaran akan bahaya rokok elektrik juga diperkuat dengan fakta bahwa penggunaan vape, terutama di kalangan generasi muda, telah mengalami peningkatan drastis. Data menunjukkan bahwa lebih dari 2 juta siswa sekolah menengah dan menengah atas di AS menggunakan rokok elektrik pada tahun 2021, meningkatkan risiko dampak buruk pada kesehatan mereka.
Dengan demikian, para ahli menegaskan pentingnya pendekatan yang holistik dalam mengatasi masalah merokok, termasuk memberikan edukasi yang tepat kepada masyarakat tentang bahaya rokok elektrik dan mendorong untuk mencari alternatif yang lebih aman dan efektif untuk berhenti merokok.
Terkait dengan bahaya rokok elektrik, ada beberapa poin penting yang perlu dipahami:
1. Ancaman Cedera Paru:
Rokok elektrik menghasilkan aerosol yang mengandung bahan kimia, meskipun jenis bahan kimia tersebut belum sepenuhnya teridentifikasi. Wabah cedera paru-paru dan kematian terkait vaping (EVALI) telah terjadi, terutama pada mereka yang menggunakan produk modifikasi atau dari pasar gelap. Hal ini menunjukkan risiko serius terkait penggunaan rokok elektrik.
2. Nikotin Adalah Zat Beracun:
Rokok elektrik juga mengandung nikotin yang dapat menyebabkan ketergantungan dan memiliki dampak negatif pada kesehatan jantung dan paru-paru. Dengan peningkatan tekanan darah dan detak jantung, risiko serangan jantung juga meningkat.
3. Rokok Elektronik Bukan Alat untuk Berhenti Merokok:
Meskipun diiklankan sebagai alat bantu untuk berhenti merokok, belum ada bukti yang meyakinkan bahwa rokok elektrik efektif dalam membantu seseorang berhenti dari kebiasaan merokok. Justru, banyak pengguna rokok elektrik tetap menggunakan rokok tradisional, meningkatkan risiko kesehatan mereka.
Perlu disadari bahwa penggunaan rokok elektrik, terutama di kalangan anak muda, dapat memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan mereka. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat secara keseluruhan untuk mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi prevalensi penggunaan rokok elektrik dan meningkatkan kesadaran akan bahayanya. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan yang efektif, regulasi yang ketat terhadap industri rokok elektrik, serta promosi alternatif yang lebih sehat untuk berhenti merokok.