Paparan Cahaya Lampu Malam Hari Tingkatkan Risiko Stroke, Ini Kata Ahli

Paparan Cahaya Lampu Malam Hari Tingkatkan Risiko Stroke, Ini Kata Ahli

Grevada.com, Jakarta - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa paparan cahaya buatan pada malam hari, seperti dari lampu neon, pijar, dan LED, dapat meningkatkan risiko stroke. Studi ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah pada 25 Maret 2024 dan melibatkan 28.302 orang dewasa di China.

Penelitian ini menemukan bahwa orang dengan tingkat paparan cahaya luar ruangan tertinggi pada malam hari memiliki risiko 43 persen lebih tinggi mengalami penyakit serebrovaskular (gangguan pada pembuluh darah di otak) dibandingkan dengan orang yang tingkat paparannya lebih rendah.

Peneliti Jian-Bing Wang dari Universitas Zhejiang, China mengatakan bahwa meskipun faktor lain seperti merokok, obesitas, dan diabetes juga dapat meningkatkan risiko stroke, faktor lingkungan seperti polusi cahaya juga harus diperhatikan.

Dampak Paparan Cahaya dan Polusi Udara

Penelitian ini juga menemukan hubungan antara paparan PM 2.5, PM 10, dan nitrogen oksida dengan risiko penyakit serebrovaskular. Paparan PM 2.5 dan PM 10 (partikulat dari emisi bensin, minyak, dll.) dapat meningkatkan risiko stroke hingga 50 persen. Paparan nitrogen oksida (dari emisi mobil, truk, dll.) dapat meningkatkan risiko stroke hingga 31 persen.

Saran untuk Mengurangi Risiko Stroke

  • Kurangi paparan cahaya buatan pada malam hari. Matikan lampu yang tidak perlu dan gunakan tirai tebal untuk menghalangi cahaya dari luar.
  • Tidurlah yang cukup. Orang dewasa membutuhkan 7-8 jam tidur setiap malam.
  • Jaga kualitas tidur. Hindari kafein dan alkohol sebelum tidur, dan ciptakan suasana kamar yang nyaman untuk tidur.
  • Perhatikan faktor risiko lain stroke. Berhenti merokok, jaga berat badan ideal, dan kontrol kadar gula darah dan tekanan darah.

Pentingnya Kebijakan Pencegahan

Peneliti Wang menekankan perlunya kebijakan dan strategi pencegahan yang lebih efektif untuk mengurangi beban penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan seperti polusi cahaya dan udara. Hal ini penting terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan yang padat dan tercemar.

Hubungan Tidur dan Risiko Stroke

Penelitian lain menunjukkan bahwa orang yang memiliki waktu tidur kurang dari 5 jam memiliki risiko tiga kali lebih tinggi mengalami stroke dibandingkan mereka yang tidur dengan waktu rata-rata 7 jam. Orang yang mengalami gangguan pernapasan saat tidur, seperti mendengkur, juga memiliki risiko stroke yang lebih tinggi.

Dengan temuan ini, masyarakat diimbau untuk mengurangi paparan cahaya buatan pada malam hari dan memprioritaskan tidur yang cukup sebagai langkah pencegahan terhadap risiko stroke dan gangguan kesehatan lainnya.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال